Toxic Media Sosial
Halo apakabar semuanya. Setelah sekian lama aku ga nulis di blog, kali ini aku bakalan nulis lagi. Bukan berarti aku ga nulis selama ini. Aku tetap nulis, hanya saja di platform lain. Berhubung aku lagi suka main instagram, thats why aku nulis di instagram beberapa waktu lalu. Tapi, karna memang instagram bukan platform untuk penulis bisa nulis bebas, karna kan lebih ke picture dan video, makanya aku kembali lagi ke blog, supaya semua tulisanku termanage dengan baik.
Well, sebelum kita masuk ke pembahasan, aku mau tanya nih, berapa banyak di antara kita yang gabisa hidup tanpa media sosial? Terlepas itu platform apapun. Tapi media sosial merupakan kebutuhan semi primer manusia saat ini. Kenapa? Bahkan beberapa orang rela untuk menyisihkan uang makan, hanya untuk tampil eksis di media sosial, atau sekedar membeli kuota. Wow sounds great. Segitu gede nya dampak media sosial saat ini. Lalu bagaimana dampak kita di dalam media sosial?
Matius 5:13-14
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Ini adalah prinsip utama menurutku dalam menjalin hubungan dengan siapapun di dunia ini. Entah sekedar bermedia sosial atau pun dunia nyata. Itu artinya kita di tuntut menjadi berbeda dibanding orang lain. Di tuntut untuk tetap menjadi garam, di antara hati yang semakin hambar di akhir zaman ini. Menjadi terang di antara mereka yang stuck dalam hidupnya, menjadi jalan keluar, menjadi semangat baru untuk mereka yang hatinya gelap. Tugas berat right?
Lalu apa yang harus kita lakukan ketika bermedia sosial? Apa yang harus kita post? Apa yang harus kita share? Dan apa yang harus kita lihat? Perlahan kita harus menyaring semuanya.
Beberapa bulan lalu, aku sempat mengalami hal yang sangat tidak mengenakkan karena suatu lain hal, menyebabkan harus meninggalkan dan melepaskan pengampunan. Sebagai manusia, ga mudah untuk menelan pil pahit yang saat itu harus mau tidak mau aku telan. Setelah semua terjadi aku berfikir semua baik saja, tanpa aku sadari, content yang mereka post selama ini telah meracuni pikiran dan hatiku. Memang, disaat-saat tertentu aku tidak mengungkit. Tapi disaat aku melihat story baik, aku merasa tidak suka, dan saat melihat ada perpecahan, aku tertawa. Dan aku koreksi diriku sendiri, ada sesuatu yang tidak beres.
Ada berapa banyak diantara kita, memiliki hubungan dengan orang yang tidak kita sukai. Atau ini yang paling sering. Posted by ex. Hehehe. Toxic banget ya. Waktu kita udah happy, liat postingan mereka yang terlihat lebih happy rasanya runtuh deh dunia kamu. Hati terbakar. Ujung-ujungnya kesal dan marah sendiri.
Singkat cerita aku ingat beberapa kisah di alkitab, ketika dosa mengintip. Suatu tindakan akan menjadi dosa, bukan pada saat kita digoda, tetapi apa yang menjadi respon kita terhadap godaan tersebut. Yusuf, digoda Potifar apakah Yusuf berdosa? Belum. Tapi jika respon Yusuf mengikuti godaan tersebut, maka jatuhlah Yusuf. Tapi Yusuf tidak jatuh, dia bahkan lari dari godaan tersebut.
Berbeda dengan Daud, ia justru mengatur rencana agar hasratnya tersalurkan. Maka jatuhlah Daud. Lalu apa hubungannya?
Kita tahu bahwa konten seseorang membawa pengaruh buruk dalam hidup kita. Jaman sekarang ini, hal yang buruk dan lucu justru menjadi primadona. Perkataan yang buruk. Pergaulan yang buruk. Dll. Tanpa disadari semuanya merasuk dalam hidup kita dan mempengaruhi gaya bicara, bertindak, bahkan gaya hidup. Wah berbahaya!
Matius 26:41
"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Alkitab pun sudah menuliskannya. Ini adalah perkataan Yesus kepada muridnya saat Ia di taman Getsemani. Bahwa manusia tidak akan mampu bertahan agar tidak jatuh dalam pencobaan, kecuali dengan kekuatan Ilahi dari Tuhan. Lalu bagaimana menghindarinya? Block, unfollow, mute. Apapun yang menghalangi pandanganmu terhadap konten tersebut. Terlepas itu di browsermu, platform, semua bisa disetting kan?
Tapi kak? Kita kan di utus menjadi Domba di kawanan serigala????!
Matius 10:16
"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Ada sebab itu nya loh. Artinya kita harus cerdik dan tulus sekaligus. Kita bisa berteman, bisa bergaul, tapi tidak menelan semua apa yang dishare, diceritakan, ditunjukkan oleh orang-orang yang menjadi toxic dalam hidupmu tadi. Lebih baik, pilih orang-orang yang bisa saling support sehingga semakin kuat dalam Tuhan. Berdoa, biar Tuhan kuatkan, dan kirimkan orang-orang terbaik buat kita, agar saling menopang biar ga jatuh!
With Love,
Rene
Komentar
Posting Komentar